BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan di dunia ini
banyak sekali unsur-unsur senyawa yang ditemukan, unsur-unsur terebut berawal
dari penemuan-penemuan para ilmuan. Unsur-unsur yang ditemuan sangat bermanfaat
bagi kehidupan, namun adapula yang merugikan ataupun membahayakan. Unsur-unsur
yang telah di temukan ini telah di golongkan berdasarkan masing-masing sifat
unsur tersebut. Selain itu juga unsur ini telah disusun ke dalam sistem
periodik unsur. Sistem periodik unsur terdapat golongan 1A hingga VIIA yang
disebut golongan utama dan 1B hingga VIIIB yang di sebut golongan transisi.
Halogen merupakan senyawa yang reaktif.
Halogen dalam sistem periodik unsur menempati golongan 7 (VIIA). Halogen
beranggotakan fluor, klor, brom, iod, dan astatin. Masing-masing unsur tersebut
mempunyai manfaat yang besar. Dalam makalah ini akan di
bahas lebih mendalam mengenai golongan halogen.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah yang akan
penulis bahas dalam penuyusunan makalah ini ialah:
1.
Apa saja unsur-unsur yang
terdapat pada golongan halogen?
2.
Bagaimana sejarah di temukan
unsur-unsur halogen?
3.
Apakah unsur yang baik dan jahat diantara unsur-unsur halogen?
4.
Apa saja sifat dan kegunaan
unsur halogen?
1.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan makalah ini ialah untuk mengetahui:
1.
Mengetahui unsur-unsur yang
terdapat pada golongan halogen?
2.
Mengetahui unsur yang baik
diantara unsur-unsur halogen?
3.
Mengetahui unsur yang baik
dan jahat diantara unsur-unsur halogen?
4.
Mengetahui sifat dan
kegunaan unsur halogen?
1.4
Manfaat Makalah
Dengan di susunnya makalah ini di harapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan penulis tentangunsur golongan halogen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Terbentuknya
Golongan Halogen
Istilah halogen adalah unsur yang menghasilkan
garam, bila bergabung dengan logam. Kata halogen berasal dari tatanama
saintifik Perancis pada abad ke-18.
Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan 7 (VII atau
VIIA pada sistem lama) di tabel periodik. Halogen merupakan golongan yang
sangat reaktif dalam menerima elektron dan bertindak sebagai elektron kuat.
Halogen tidak menunjukan sifat logam. Jumlah
electron pada kulit terluarnya adalah 7 elektron, mampu menerima sebuah
electron dalam membentuk ion Halida, atau membentuk pasangan elektron dengan
atom lain membentuk ikatan kovalen tunggal.
Unsur-unsur halogen secara alamiah berbentuk molekul diatomik. Mereka membutuhkan satu
tambahan elektron untuk
mengisi orbit elektron
terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif
ini disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Halogen merupakan golongan non-logam yang
sangat reaktif, sehingga unsur-unsurnya tidak dijumpai pada keadaan bebas. Pada
umumnya ditemukan dialam dalam bentuk senyawa garam-garamnya. Garam yang
terbentuk disebut Halida. Flourin ditemukan dalam mineral-mineral pada kulit
bumi: fluorspar (CaF2) dan kriolit (Na3AlF6).
Klorin, Bromin, dan Iodin terkandung pada air laut dalam bentuk garam-garam
halida dari natrium, magnesium, kalium, dan kalsium. Garam halida yang paling
banyak adalah NaCl 2,8% berat air laut. Banyaknya ion halida pada air laut :
0,53 M Cl- ; 8X10-4 M Br- ; 5X10-7 M
I-. Selain itu, klorin ditemukan di alam sebagai gas Cl2,
senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit.
Halogen merupakan golongan non-logam yang sangat
reaktif, sehingga unsur-unsurnya tidak dijumpai pada keadaan bebas. Pada
umumnya ditemukan dialam dalam bentuk senyawa garam-garamnya. Garam yang
terbentuk disebut Halida.
Berikut ini sejarah ditemukannya unsur-unsur
halogen:
· Flourin (F) ditemukan dalam Flourspar oleh
Schwandhard pada tahun 1970 dan pada tahun 1886 Ferdinand Hendri Moissan dari
Francis berhasil membuar gas Flourin melalui proses Elektrolisis. Flourin ditemukan dalam mineral-mineral pada kulit bumi:
fluorspar (CaF2) dan kriolit (Na3AlF6).
·
Klorin (Cl) ditemukan oleh Schele pada tahun
1974 diberi nama oleh Davy pada tahun 1810.
Klorin Bromin, dan Iodin terkandung pada air laut dalam bentuk garam-garam
halida dari natrium, magnesium, kalium, dan kalsium. Garam halida yang paling
banyak adalah NaCl 2,8% berat air laut. Banyaknya ion halida pada air laut :
0,53 M Cl- ; 8X10-4 M Br- ; 5X10-7 M
I-.
· Bromin (Br) ditemukan oleh Balard pada tahun
1826. Brom merupakan zat cair bewarna coklat kemerahan, mudah menguap pada suhu
kamar, uapnya bewarna merah. Brom bersifat kurang reaktif dibandingkan Clor.
· iodium (I) ditemukan oleh Courtois pada tahun
1811. Iodin ditemukan dalam jumlah berlimpah sebagai garan
(NaIO3) di daerah Chili, Amerika Serikat. Iodin yang ditemukan dalam
senyawa NaI banyak terdapat pada sumber air diwatudakon ( Mojokerto).
Selain di alam, ion halida juga terdapat dalam tubuh
manusia. Ion clorida merupakan anion yang terkandung dalam plasma darah, cairan
tubuh, air susu, air mata, air ludah, dan cairan ekskresi. Ion iodida terdapat
dalam kelenjar tiroid. Ion flourida merupakan komponen pembuat bahan perekat
flouroaptit [Ca5(PO4)3F] yang terdapat pada
lapisan email gigi.
· Astatin (At) ditemukan oleh DR. Corson, K.R.
Mackenzie, dan E. Segre pada tahun 1940. Astatin merupakan unsur radioaktif
pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman Bismut dengan partikel alfa. Karena astatin tidak terdapat dalam jumlah yang cukup di
alam, maka pengetahuan yang dimiliki tentang unsur ini berdasarkan eksperimen
yang telah dilakukan adalah dari sejumlah kecil unsur ini yang diproduksi secara
sintetik. Unsur ini dapat dibuat dengan menembaki inti bismut dengan partikel
alfa, dan sifat kimianya dapat diamati apakah astatin radioaktif ikut terbawa
oleh iod melalui suatu reaksi kimia. Berdasarkan studi tersebut disimpulkan
bahwa astatin membentuk ion astatida (At-) dan senyawa dengan dua
bilangan oksidasi, kemungkinan +1 dan +5.
.
2.2 Sifat Unsur-Unsur Golongan
Halogen
1) Wujud halogen
Pada suhu kamar, fluor dan
klor berupa gas, brom berupa zat cair yang mudah menguap, sedangkan iod berupa
zat padat yang mudah menyublim. Pada pemanasan, iod padat tidak mencair
melainkan langsung menguap (menyublim).
2) Warna dan bau
Molekul halogen berwarna,
karena menyerap sinar tampak sebagai hasil eksitasi elektron ke tingkat energi
yang lebih tinggi. Fluor berwarna kuning muda; Klor berwarna hijau kekuningan;
Brom berwarna merah kecoklatan; dan Iod berwarna hitam dan mudah menguap
membentuk uap berwarna ungu. Uap halogen sangat beracun dan berbahaya bagi pernapasan,
mata, dan kulit. Brom cair merupakan salah satu reagensia yang paling
berbahaya, karena efek uapnya terhadap mata dan saluran hidung serta
menimbulkan luka bakar jika mengenai kulit. Unsur halogen berbau menusuk.
3) Elektronegativitas
Unsur-unsur halogen
mempunyai konfigurasi elektron ns2 np5 dan merupakan unsur yang paling
elektronegatif, karena mempunyai bilangan oksidasi (–1). Kecuali fluor yang
selalu univalen, unsur halogen juga dapat mempunyai bilangan oksidasi (+1),
(+3), (+5), dan (+7). Bilangan oksidasi (+4) dan(+6) merupakan anomali yang
terdapat dalam oksida ClO2, Cl2O6, dan BrO3.
4) Afinitas
elektron
Unsur-unsur halogen
cenderung menangkap elektron untuk membentuk ion negatif. Afinitas elektron
dari klor lebih besar dari afinitas fluor, tetapi F2 adalah oksidator kuat dibandingkan
dengan Cl2, karena molekul fluor lebih mudah terurai menjadi atom.
5) Titik didih, titik leleh,
dan energi ikatan
Titik didih dan titik leleh
akan bertambah, jika nomor atom bertambah. Energi ikatan “X2“ (kalor disosiasi)
berkurang, jika nomor atom bertambah besar. Kecenderungan ini hanya dapat
diamati untuk Cl2, Br2, dan I2. Namun energi ikatan F2 paling rendah karena
terjadi tolak-menolak antara elektron tak terikat, hal ini menyebabkan F2
sangat reaktif.
Beberapa sifat fisik
unsur-unsur halogen yaitu sebagai berikut :
2.3 Kegunaan Unsur-Unsur Halogen
1. Fluorin
Kegunaan senyawa fluorin,
antara lain:
a. CCl2F2
(freon-12), digunakan sebagai zat pendingin pada lemari es dan AC.
b. Na2SiF6,
bila dicampur dengan pasta gigi akan berfungsi untuk menguatkan gigi.
c. NaF, dapat digunakan dalam
proses pengolahan isotop uranium, yaitu bahan bakar reaksi nuklir.
d. Teflon, bahan plastik tahan panas.
e. Asam fluorida, digunakan
untuk mengukir (mensketsa) kaca karena dapat bereaksi dengan kaca.
2. Klor
Kegunaan senyawa klorin,
antara lain:
a. Cl2, digunakan
sebagai disinfektan untuk membunuh kuman yang dapat menyebabkan berbagai
penyakit.
b. NaCl, digunakan sebagai
garam dapur.
c. KCl, digunakan untuk
pupuk.
d. NH4Cl,
digunakan sebagai elektrolit pengisi batu baterai.
e. NaClO, dapat mengoksidasi
zat warna (pemutih), sehingga dapat digunakan sebagai bleaching agent,
yaitu pengoksidasi zat warna.
f. Kaporit (Ca(OCl)2),
digunakan sebagai disinfektan pada air.
g. ZnCl2, sebagai
bahan pematri atau solder.
h. PVC, digunakan pada
industri plastik untuk pipa pralon.
i. Kloroform (CHCl3),
digunakan sebagai pelarut dan obat bius pada pembedahan.
3. Brom
Kegunaan senyawa bromin
antara lain:
a. NaBr, sebagai obat
penenang saraf.
b. AgBr, untuk film
fotografi. AgBr dilarutkan dalam film gelatin, kemudian film dicuci dengan
larutan Na2S2O3 untuk menghilangkan kelebihan
AgBr, sehingga perak akan tertinggal pada film sebagai bayangan hitam.
c. CH3Br, sebagai
bahan campuran zat pemadam kebakaran.
d. C2H4Br2,
ditambahkan pada bensin agar timbal (Pb) dalam bensin tidak mengendap karena
diubah menjadi PbBr2.
4
Iod
Kegunaan senyawa iodin, antara lain:
a. I2 dalam alkohol, digunakan sebagai
antiseptik luka agar tidak terkena infeksi.
b. KIO3, sebagai tambahan yodium dalam
garam dapur.
c. I2, digunakan untuk mengetes amilum
dalam industri tepung.
d. NaI, bila ditambahkan pada garam dapur dapat
digunakan untuk mengurangi kekurangan yodium yang akan menyebabkan penyakit
gondok.
e. Iodoform (CHI3), sebagai
disinfektan untuk mengobati borok.